Riau
Lingga
Uang emas gemerincing di
mana-mana
Padi menumpuk di gudang-gudang
istana
Buah menyembul di dahan-dahan
yang retak
Pada batang yang tak lagi tegak
Raja Ali Haji menamatkan gurindam
Syair-syair ditulis tak siang tak
malam
Kitab dan buku adalah pelepas
dahaga
Karena orang haus akan hikmah
Gadis-gadis bergurau di pinggir telaga
Penambah indah negeri Riau Lingga
Bujang-bujang pun tak bisa tidur
Karena teringat Tun Teja yang masyhur
Kau jadi rebutan
Karena parasmu yang gemerlapan
Aku selalu terpandang-pandang
Pada matamu yang cerlang
Aku ingin menyetubuhimu, sayang
Saat purnama menampakkan bayang
Hingga kau terkapai-kapai
Saat klimaks bisa digapai
Kini, aku merinduimu
Riau Linggaku…
Jangan kau menjadi buih
Karena ia hanyalah mainan ombak
Jadilah kau batu karang nan gigih
Yang tetap tegak terpacak
Jangan kau menjadi badai
Yang memecah dinding perahu
Jadilah kau kelasi yang lihai
Yang membawa perahu melaju
Jangan kau jadi pengusaha yang kotor
Ia adalah bak kertas putih tertuang dawat
Jadilah pedagang yang jujur
Yang setiap hari mendapat hikmat
Jangan kau seperti politisi yang mulutnya berbusa
Karena ia laksana buah yang indah di luar, busuk di dalam
Jadilah kau pujangga
Yang bersajak tentang anggur, rembulan, dan malam
Darwin,Februari
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar