NEGERI DONGENG UNTUK DAFUKEE
By: (D&D)
Sang
mentari sudah berputar mengitari bumi, ia sudah berada di ufuk barat sana,
disambut oleh senja yang kemudian berlalu menjadi malam. Sore ini seorang gadis
cantik, berkulit putih, tingginya 153 cm tengah bersiapa-siap menantikan sang
pujaan hati. Ia mengenakan jilbab segitiga berwarna biru, sama dengan baju yang
dikenakannya. Biru adalah warna kesukaan gadis itu. Ia tersenyum melihat
bayangan dirinya di dalam cermin, cermin yang selalu jujur dengan apa yang ada di
hadapannya. Mata sipit dan bibir merahnya menambah keelokan wajahnya yang oval.
Gadis itu duduk di tepi ranjang menghadap
ke selatan sambil memainkan jari-jari mungilnya di atas tombol hape C3 keluaran
Nokia, menuliskan sebuah pesan singkat.
"Kamu di mana? Aku sudah siap."
Katanya sudah tidak sabar.
Pemuda itu menepikan motor matik yamaha
mio putih yang dipakainya. "Tunggu! Aku sudah dekat." Balasnya
singkat.
"Ok." Ia tersenyum di hadapan
cermin sambil membenarkan kembali jilbabnya.
Tidak lama kemudian terdengar suara
kendaran yang halus terparkir di halaman rumah, di atas rumput yang terawat,
dekat tangga rumah panggung. Gadis itu menyeruak keluar dari dalam rumah.
Matanya menyelidik ke bawah mencari sesosok pemuda yang bepenampilan sederhana,
dengan celana jeans biru dan kaos berkera warna hitam yang dikenakannya.
Pemuda itu memiliki tinggi 165 cm, kulitnya sawo
matang, dan juga pemalu.
Pemuda itu menengadahkan kepalanya
mengarah ke gadis yang berada di atas sana, gadis yang berdiri di koridor rumah
menantikan dirinya. Pemuda itu tersenyum sambil merapikan rambut cepaknya.
"Ayo, naik dulu!" Gadis itu melemparkan senyum manis
sambil melambaikan tangan.
"Iya." Jawabnya singkat. Ia
membungkuk membuka sepatu All Star warna abu-abu yang dikenakannya.
"Ayooo! Cepat dikit napa!"
Ketusnya tidak sabar.
"Iya." Pemuda itu berjalan
menapaki setiap anak tangga, dan senyum pada wajahnya selalu melingkar penuh
antusias.
Sebelum berangkat mereka pamit ke ibu
Dafukee. Dafukee itulah namanya, si gadis mungil, imut dan lucu, gadis yang
kini tengah menjalani studinya di sebuah universitas di kota Bulukumba[1]. Kota yang memiliki
kebiasaan yaitu jangan pernah bangun saat kamu mendengar kata-kata yang kurang
enak di telinga. Karena sangat berpengaruh pada nasib dan juga rejekimu pada
hari itu. Gadis itu mengambil jurusan kebidanan di STIKES
PANRITA HUSADA[2].
"Bu, kami berangkat dulu ya?"
"Iya. Hati-hati di jalan ya!" Ia
melempar senyum pada pemuda itu. "Jaga dia baik-baik ya!" Dari
kata-katanya ibu itu memberikan kepercayaan
penuh pada Dolly. Dolly adalah pemuda yang akan pergi bersama Dafukee. Pergi ke
suatu tempat yang masih dirahasiakan remaja lugu itu. Tempat yang akan membuat
Dafukee terpukau. Karena tempat itu adalah tempat yang belum pernah Dafukee
lihat dan tau sebelumnya.
Berselang beberapa jam. Akhirnya
meraka sampai pada tempat yang ia tuju. Tempat yang belum pernah dijama oleh
tangan jail manusia. Tempat itu cuma Dolly yang mengetahuinya.
Tempat itu penuh dengan keindahan, keindahan bagai di taman surga, di mana-mana
ada bunga tumbuh dengan suburnya. kumbang, kupu-kupu dan binatang-binatang
lainnya terlihat senang berada di tempat itu. Di tengah-tengahnya terdapat
sebuah danau, danau yang tenang, airnya indah, jernih. Dan banyak jenis ikan
yang hidup di dalamnya.
Dafukee yang berjalan menyusuri jalan
setapak yang beralaskan batu, yang tersusun rapi. Sangat menikmati suasana
keindahan tempat itu. Dari parasnya yang cantik menampakan kebahagian yang
mungkin tidak bisa ia bahasakan dengan kata-kata. Dolly yang berjalan mengikutinya
dari belakang tersenyum bahagia, bahagia melihat gadis yang berada di depannya
itu merasa senang. Dafukee yang sedari tadi bejalan perlahan, berhenti tepat
di tengah-tengah taman. Di antara bunga-bunga yang indah, bunga dengan beragam
warna bak pelangi ya melengkung indah di langit. Ia berdiri di depan danau..
Dan Dolly berada di belakangnya, memegang sebuah bunga. Dafukee membentankan
kedua tangannya, menengadah ke langit sambil memejamkan mata. Menikmati
hembusan lembut dari angin, yang bertiup lebut dari arah danau menerpa lembut
tepat ke wajahnya. Kedua sudut bibirnya terangkat.
Gadis itu kemudian berputar, mengayunkan
kedua lengannya mengikuti arah jarum jam. Dolly yang sedari tadi
memperhatikannya mendekat ke arahnya. Memegang sebuah bunga mawar di tangan
kanannya, sesekali ia mencium bunga itu dan pandangannya tetap tertuju pada
Dafukee. Dafukee yang melihat Dolly mendekat hanya bisa tersenyum padanya.
"Dari sekian tempat yang pernah aku
datangi, inilah tempat yang paling indah." Kata Dafukee sambil tersenyum
dan mengarahkan pandangannya ke tengah-tengah danau dan ke seluruh taman bunga.
Dengan pemandangan yang di suguhkan tempat itu. Di sana kita bisa melihat
berbagai jenis bunga mawar, dan bunga seruni yang indah di kiri jalan setapak yang membentuk circle. Di kanan jalan
kita bisa melihat bunga matahari dan bunga soka yang menampakkan keindahan warnanya yang juga menmbentuk circle yang
unik dan indah. Serta dari tepi danau kita bisa melihat bunga violet dengan
warna ungu cerahnya, yang tertata
rapi mengelilingi danau, di tengah-tengah danau terdapat bunga teratai yang mengambang
indah di tengah danau. Dan, jalan
setapak yang membentuk labirin mengelilingi
seluruh taman. Di seberang danau kita bisa melihat sebuah bukit kecil yang
indah dengan pohon cemara yang tertata rapi.
Dolly tersenyum. "Inilah tempat yang
pernah aku ceritakan ke kamu. Dan, tempat ini merupakan tempat kesukaanku. Tapi
hanya saya yang mengetahuinya dan bisa ke sini." Katanya menjelaskan ke
Dafukee.
"Kenapa?" Tanyanya penasaran.
"Tidak apa-apa." Ia menoleh ke
arah Dafukee yang berdiri di sampingnya. "Nanti aku ceritakan lagi
ya?" Lanjutnya sambil tersenyum.
"Iya. Tapi, jangan lupa ya?"
Tanyanya manja.
"Eeemmm.." Sambil
mengangguk-ngangguk. "Ayo kita ke sana. aku akan ceritakan semuanya."
Dolly menunjuk ke arah bukit kecil dengan pohon besar yang tumbuh di
tengah-tengahnya.
"Ok boss." jawabnya
singkat.
Beberapa menit mereka berjalan, akhirnya
mereka tiba di atas bukit di bawah pohon yang rindang. Dari sana kita bisa
melihat semua keindahan taman itu. Kita melihat bunga-bunga yang bermekaran,
menyaksikan sang mentari tebenam di ufuk barat. Menyisakan sunset yang indah di
permukaan danau.
"Inilah tempat kesukaanku."
Katanya membuka percakapan kembali.
"Woow, indahnya." Dafukee terpukau
melihat keindahan yang di berikan taman itu. Karena ia bisa melihat dengan
jelas semua bentuk bunga mawar dan bunga-bunga lainnya yang indah saat dipandang, serta jalan setapak yang berbentuk labirin
unik di seluruh taman.
"Dari sini kita bisa melihat awan
putih bagai kapas yang saat ini terlihat kemerah-merahan membungkus langit.
Burung-burung beterbangan mencari tempat untuk bertengger." Ia tersenyum
ke Dafukee dan menunjuk ke arah langit.
"Sekarang, ayo cerita!" Ia
mendesak Dolly.
"Ok. sabar-sabar aku tidak akan lari
kok." jawabnya bercanda sambil terkekeh. "Nah kita duduk dulu biar
ceritanya enak." Lanjut Dolly.
Mereka duduk berdampingan menghadap ke
barat. Danau yang ada di hadapan mereka berubah warna menjadi kemerah-merahan.
Dolly menarik napas dan melepaskannya
secara perlahan. Ia menoleh ke arah Dafukee yang antusias ingin mendengarkan
ceritanya. Pemuda itu terdiam sejenak menatap dalam kekasihnya yang bertambah
cantik karena terpaan sunset pada wajanya.
"Dulu, aku tidak sengaja nyasar ke tempat
ini." Ia menyandarkan tubuh mungilnya ke pohon besar yang berada di
belakanngya. Dengan kedua tangan yang melengkung ke belakang menjadi pembatas
antara kepala dengan pohon. "Pada saat itulah aku mulai sering kesini dan
tetap merahasikannya kepada orang-orang!"
"Terus kenapa kamu mengajakku ke
sini?" Potongnya
Pemuda itu bangun dari sandarannya, ia
mengubah posisi menghadap ke gadis yang ada di sampingnya. "Karena aku tau
sejak dulu kamu ingin jalan-jalan ke tempat yang belum pernah kamu
datangi."
Dafukee yang duduk bersila hanya terdiam
mendengar perkataan Dolly.
"Dan sejak itulah aku ingin
mengajakmu ke sini. Melihat semua yang belum pernah kamu lihat
sebelumnya." Dafukee tersenyum bahagia mendengarkan Dolly.
"Terimakasih ya. Hari ini aku sangat
senang." Dafukee tersenyum lagi.
"Dan tempat ini aku persembahkan
buat kamu." Dolly berucap lantang. Ia berdiri dari duduknya dan kedua
lengannya ia bentangkan mengarah ke taman itu. "Negeri Dongeng untuk
Dafukee." Lanjutnya, dan membalikkan badan ke arah Dafukee. Ia melihat
gadis itu tersenyum padanya. Dolly pun membalasnya dengan senyuman.
Yogyakarta,
16 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar