Rabu, 11 Desember 2013

NEGERI DONGENG UNTUK DAFUKEE



NEGERI DONGENG UNTUK DAFUKEE
By: (D&D)

Sang mentari sudah berputar mengitari bumi, ia sudah berada di ufuk barat sana, disambut oleh senja yang kemudian berlalu menjadi malam. Sore ini seorang gadis cantik, berkulit putih, tingginya 153 cm tengah bersiapa-siap menantikan sang pujaan hati. Ia mengenakan jilbab segitiga berwarna biru, sama dengan baju yang dikenakannya. Biru adalah warna kesukaan gadis itu. Ia tersenyum melihat bayangan dirinya di dalam cermin, cermin yang selalu jujur dengan apa yang ada di hadapannya. Mata sipit dan bibir merahnya menambah keelokan wajahnya yang oval.
Gadis itu duduk di tepi ranjang menghadap ke selatan sambil memainkan jari-jari mungilnya di atas tombol hape C3 keluaran Nokia, menuliskan sebuah pesan singkat.
"Kamu di mana? Aku sudah siap." Katanya sudah tidak sabar.
Pemuda itu menepikan motor matik yamaha mio putih yang dipakainya. "Tunggu! Aku sudah dekat." Balasnya singkat.
"Ok." Ia tersenyum di hadapan cermin sambil membenarkan kembali jilbabnya.
Tidak lama kemudian terdengar suara kendaran yang halus terparkir di halaman rumah, di atas rumput yang terawat, dekat tangga rumah panggung. Gadis itu menyeruak keluar dari dalam rumah. Matanya menyelidik ke bawah mencari sesosok pemuda yang bepenampilan sederhana, dengan celana jeans biru dan kaos berkera warna hitam yang dikenakannya. Pemuda itu memiliki tinggi 165 cm, kulitnya sawo matang, dan juga pemalu.
Pemuda itu menengadahkan kepalanya mengarah ke gadis yang berada di atas sana, gadis yang berdiri di koridor rumah menantikan dirinya. Pemuda itu tersenyum sambil merapikan rambut cepaknya.
"Ayo, naik dulu!" Gadis itu melemparkan senyum manis sambil melambaikan tangan.
"Iya." Jawabnya singkat. Ia membungkuk membuka sepatu All Star warna abu-abu yang dikenakannya.
"Ayooo! Cepat dikit napa!" Ketusnya tidak sabar.
"Iya." Pemuda itu berjalan menapaki setiap anak tangga, dan senyum pada wajahnya selalu melingkar penuh antusias.
Sebelum berangkat mereka pamit ke ibu Dafukee. Dafukee itulah namanya, si gadis mungil, imut dan lucu, gadis yang kini tengah menjalani studinya di sebuah universitas di kota Bulukumba[1]. Kota yang memiliki kebiasaan yaitu jangan pernah bangun saat kamu mendengar kata-kata yang kurang enak di telinga. Karena sangat berpengaruh pada nasib dan juga rejekimu pada hari itu. Gadis itu mengambil jurusan kebidanan di STIKES PANRITA HUSADA[2].
"Bu, kami berangkat dulu ya?"
"Iya. Hati-hati di jalan ya!" Ia melempar senyum pada pemuda itu. "Jaga dia baik-baik ya!" Dari kata-katanya ibu itu memberikan kepercayaan penuh pada Dolly. Dolly adalah pemuda yang akan pergi bersama Dafukee. Pergi ke suatu tempat yang masih dirahasiakan remaja lugu itu. Tempat yang akan membuat Dafukee terpukau. Karena tempat itu adalah tempat yang belum pernah Dafukee lihat dan tau sebelumnya.

Berselang beberapa jam. Akhirnya meraka sampai pada tempat yang ia tuju. Tempat yang belum pernah dijama oleh tangan jail manusia. Tempat itu cuma Dolly yang mengetahuinya. Tempat itu penuh dengan keindahan, keindahan bagai di taman surga, di mana-mana ada bunga tumbuh dengan suburnya. kumbang, kupu-kupu dan binatang-binatang lainnya terlihat senang berada di tempat itu. Di tengah-tengahnya terdapat sebuah danau, danau yang tenang, airnya indah, jernih. Dan banyak jenis ikan yang hidup di dalamnya.
Dafukee yang berjalan menyusuri jalan setapak yang beralaskan batu, yang tersusun rapi. Sangat menikmati suasana keindahan tempat itu. Dari parasnya yang cantik menampakan kebahagian yang mungkin tidak bisa ia bahasakan dengan kata-kata. Dolly yang berjalan mengikutinya dari belakang tersenyum bahagia, bahagia melihat gadis yang berada di depannya itu merasa senang. Dafukee yang sedari tadi bejalan perlahan, berhenti tepat di tengah-tengah taman. Di antara bunga-bunga yang indah, bunga dengan beragam warna bak pelangi ya melengkung indah di langit. Ia berdiri di depan danau.. Dan Dolly berada di belakangnya, memegang sebuah bunga. Dafukee membentankan kedua tangannya, menengadah ke langit sambil memejamkan mata. Menikmati hembusan lembut dari angin, yang bertiup lebut dari arah danau menerpa lembut tepat ke wajahnya. Kedua sudut bibirnya terangkat.
Gadis itu kemudian berputar, mengayunkan kedua lengannya mengikuti arah jarum jam. Dolly yang sedari tadi memperhatikannya mendekat ke arahnya. Memegang sebuah bunga mawar di tangan kanannya, sesekali ia mencium bunga itu dan pandangannya tetap tertuju pada Dafukee. Dafukee yang melihat Dolly mendekat hanya bisa tersenyum padanya.
"Dari sekian tempat yang pernah aku datangi, inilah tempat yang paling indah." Kata Dafukee sambil tersenyum dan mengarahkan pandangannya ke tengah-tengah danau dan ke seluruh taman bunga. Dengan pemandangan yang di suguhkan tempat itu. Di sana kita bisa melihat berbagai jenis bunga mawar, dan bunga seruni yang indah di kiri jalan setapak yang membentuk circle. Di kanan jalan kita bisa melihat bunga matahari dan bunga soka yang menampakkan keindahan warnanya yang juga menmbentuk circle yang unik dan indah. Serta dari tepi danau kita bisa melihat bunga violet dengan warna ungu cerahnya, yang tertata rapi mengelilingi danau, di tengah-tengah danau terdapat bunga teratai yang mengambang indah di tengah danau. Dan, jalan setapak yang membentuk labirin mengelilingi seluruh taman. Di seberang danau kita bisa melihat sebuah bukit kecil yang indah dengan pohon cemara yang tertata rapi.
Dolly tersenyum. "Inilah tempat yang pernah aku ceritakan ke kamu. Dan, tempat ini merupakan tempat kesukaanku. Tapi hanya saya yang mengetahuinya dan bisa ke sini." Katanya menjelaskan ke Dafukee.
"Kenapa?" Tanyanya penasaran.
"Tidak apa-apa." Ia menoleh ke arah Dafukee yang berdiri di sampingnya. "Nanti aku ceritakan lagi ya?" Lanjutnya sambil tersenyum.
"Iya. Tapi, jangan lupa ya?" Tanyanya manja.
"Eeemmm.." Sambil mengangguk-ngangguk. "Ayo kita ke sana. aku akan ceritakan semuanya." Dolly menunjuk ke arah bukit kecil dengan pohon besar yang tumbuh di tengah-tengahnya.
"Ok boss." jawabnya singkat. 

Beberapa menit mereka berjalan, akhirnya mereka tiba di atas bukit di bawah pohon yang rindang. Dari sana kita bisa melihat semua keindahan taman itu. Kita melihat bunga-bunga yang bermekaran, menyaksikan sang mentari tebenam di ufuk barat. Menyisakan sunset yang indah di permukaan danau.
"Inilah tempat kesukaanku." Katanya membuka percakapan kembali.
"Woow, indahnya." Dafukee terpukau melihat keindahan yang di berikan taman itu. Karena ia bisa melihat dengan jelas semua bentuk bunga mawar dan bunga-bunga lainnya yang indah saat dipandang, serta jalan setapak yang berbentuk labirin unik di seluruh taman.
"Dari sini kita bisa melihat awan putih bagai kapas yang saat ini terlihat kemerah-merahan membungkus langit. Burung-burung beterbangan mencari tempat untuk bertengger." Ia tersenyum ke Dafukee dan menunjuk ke arah langit.
"Sekarang, ayo cerita!" Ia mendesak Dolly.
"Ok. sabar-sabar aku tidak akan lari kok." jawabnya bercanda sambil terkekeh. "Nah kita duduk dulu biar ceritanya enak." Lanjut Dolly.
Mereka duduk berdampingan menghadap ke barat. Danau yang ada di hadapan mereka berubah warna menjadi kemerah-merahan.
Dolly menarik napas dan melepaskannya secara perlahan. Ia menoleh ke arah Dafukee yang antusias ingin mendengarkan ceritanya. Pemuda itu terdiam sejenak menatap dalam kekasihnya yang bertambah cantik karena terpaan sunset pada wajanya.
"Dulu, aku tidak sengaja nyasar ke tempat ini." Ia menyandarkan tubuh mungilnya ke pohon besar yang berada di belakanngya. Dengan kedua tangan yang melengkung ke belakang menjadi pembatas antara kepala dengan pohon. "Pada saat itulah aku mulai sering kesini dan tetap merahasikannya kepada orang-orang!"
"Terus kenapa kamu mengajakku ke sini?" Potongnya
Pemuda itu bangun dari sandarannya, ia mengubah posisi menghadap ke gadis yang ada di sampingnya. "Karena aku tau sejak dulu kamu ingin jalan-jalan ke tempat yang belum pernah kamu datangi."
Dafukee yang duduk bersila hanya terdiam mendengar perkataan Dolly.
"Dan sejak itulah aku ingin mengajakmu ke sini. Melihat semua yang belum pernah kamu lihat sebelumnya." Dafukee tersenyum bahagia mendengarkan Dolly.
"Terimakasih ya. Hari ini aku sangat senang." Dafukee tersenyum lagi.
"Dan tempat ini aku persembahkan buat kamu." Dolly berucap lantang. Ia berdiri dari duduknya dan kedua lengannya ia bentangkan mengarah ke taman itu. "Negeri Dongeng untuk Dafukee." Lanjutnya, dan membalikkan badan ke arah Dafukee. Ia melihat gadis itu tersenyum padanya. Dolly pun membalasnya dengan senyuman. 

 
Yogyakarta, 16 November 2013


[1] Bulukumba adalah kota yang terkenal dengan perahu pinisinya dan wisata pasir putihnya. Kota yang juga terletak di selatan pulau yang jika diperhatikan berbentuk 'K'
[2] Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PANRITA HUSADA Bulukumba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar