Kamis, 02 Juni 2011

Pernikahan Pangeran William-Kate

Pernikahan keluarga Kerajaan Inggris Pangeran William dan Kate Middlestone yang berlangsung pada tanggal 29 April kemarin menjadi suatu peristiwa yang tidak hanya milik warga Inggris, akan tetapi ia telah menjadi peristiwa milik masyarakat seluruh dunia. Peristiwa ini disebut-sebut sebagai pernikahan Abad Keduapuluh satu. Pernikahan yang belum pernah saya saksikan sebelumnya akan respon publik yang begitu besar. Bahkan pernikahan anak mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Bill Clinton, beberapa bulan yang lalu tidak mendapatkan respon sedahsyat itu dari dunia internasional

Hemat penulis, pernikahan ini sama dahsyatnya dengan pemilihan Presiden AS pada akhir tahun 2008 lalu dan juga prosesi pelantikan Barack Obama menjadi Presiden AS yang ke-44. Di mana peristiwa di Negara adidaya tersebut disaksikan secara langsung oleh jutaan warga Amerika dan ditonton milyaran pasang mata di dunia. Ini menunjukkan bahwa pangeran William tidak kalah pengaruh dari Obama, dan bukan hanya Amerika yang mampu menarik perhatian milyaran pasang mata di dunia, tetapi Inggris juga bias, melalui kerajaannya. Salah satu contohnya adalah adanya pasangan pengantin di China yang meniru gaya pesta pernikahan kerajaan Pangeran William-Kate. 


Sama halnya dengan Obama yang banyak meniru gaya dan stylenya, termasuk di Indonesia. Artinya bahwa Obama dan William sama-sama punya pengaruh besar dan luas melampaui batasan-batasan geografis negaranya. Perbedaannya, Obama adalah symbol dan kepala Negara, sementara William hanyalah symbol dari Negara dan ia bukanlah kepala Negara yang mengurusi birokrasi dan administrasi Negara. Ketika Obama muncul, kita kemudian mengenal istilah Obamamia, pengagum-pengagum Obama dari seluruh dunia. Dan sepertinya mulai saat ini, kosa kata kita kemudian akan bertambah dengan adanya istilah baru, yaitu Williamia, pengagum Pangeran William di seluruh dunia. William, sama halnya dengan Obama, seharusnya menyadari bahwa ia kini adalah ‘milik’ dunia. Apa yang dilakukannya mempengaruhi banyak orang di seluruh dunia. Dan boleh jadi, ketika William-Kate berciuman di Balkon Istana Buckhingham akan menjadi trend dari pasangan suami-istri di seluruh dunia yang mengikuti prosesi pernikahan. Lalu apa yang akan menjadi catatan khusus dari peristiwa tanggal 19 April tahun ini?

Pangeran William adalah warga kerajaan Inggris dan setidaknya peristiwa ini akan membawa efek positif bagi Inggris. Kita ketahui bahwa pemerintahan Inggris saat ini mengalami krisis legitimasi kekuasaan, baik di dalam negeri dan terlebih ke luar negeri. Inggris bersama dengan AS, Perancis menjadi pemimpin NATO menyerang pemimpin dan pasukan Libya, Moammar Khadafi. Serangan ini membawa citra negatif bagi Inggris di mata dunia internasional sebab kehadiran Inggris tidak semata dilihat sebagai pembebas bagi warga Libya dari otoritarianisme Khadafi, melainkan sebagai kolonial yang mengincar minyak Libya. Seperti itulah kecurigaan dan kecaman-kecaman dari tokoh-tokoh dan pemimpin-pemimpin dunia terhadap tiga Negara pemimpin koalisi tersebut.

Pangeran William pasti menyadari citra Inggris di mata dunia tersebut. Oleh karena itu, dirinya sebagai salah satu simbol kultural dari kerajaan Inggris seharusnya mengambil peran-peran kultural untuk memperbaiki persepsi publik dunia terhadap Inggris, termasuk tingkat perceraian yang begitu tinggi. Momentum Williamia seharusnya ia manfaatkan dengan baik untuk membuat dunia ‘mencintai’ dirinya, keluarganya, dan tak kalah pentingnya adalah negaranya sendiri. Itulah sekiranya yang menjadi catatan tersendiri bagi William-Kate yang dapat ia petik dari peristiwa penting dalam hidupnya tersebut. Yaitu hari pernikahannya pada tanggal 29 April 2011.

Ahmad Sahide
Kindang, Bulukumba, 30 April 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar