Jumat, 12 Desember 2014

kereta



kereta
untuk wawan patoppoi
Oleh: Achmad Sabil

lama aku menunggu waktu kereta melaju di antara dua rel usang yang mengusung rinduku padamu. di atas kursi penantianku, kucoba melukis panorama indah di atas lengkung langit yang menghias bayang-bayang keindahanmu. tak kujumpa asap di gerbong kereta mati di sebelah tembok tua berhiaskan graviti. orang-orang berlalang lalu sambil bercakap ramai. aku masih menantimu di stasiun yang terasa sepi. di antara resahku diamuk badai tak berujung. seumpama lirik pandang yang menendang ujung mataku ke titik terjauh batang rel itu
: tak ada yang melaju
hanya kau dan kenangan tentang sabtu yang mengerami kepalaku. kau tahu, tak akan ada yang tahu kapan luluh dahagaku. dan, hanya kamu yang tahu berapa lama lagi aku harus menunggu, kata si aku dalam buku pasaribu. sudah sampai di mana lelahmu berpusing? berhentilah main pancing. mengapa kau biarkan aku termangu,
: kereta mana lagi yang harus kutunggu untuk mengantarkan jumpa denganmu?

Jogja, 25 Nopember 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar