Rabu, 12 Februari 2014

Jalanku, Jalan Yang Panjang



Jalanku, Jalan Yang Panjang
Oleh: Nur Rachmansyah
“Menanglah dan bawa harapan untuk Korea, tunjukkan pada mereka betapa mengerikannya penarik becak dalam Olimpiade.” Itulah kalimat yang diucapkan oleh Yoon Hee Won kepada Jang Dong Gun dalam Film ‘My Way’. Film ini berdasarkan kisah nyata yang diinspirasi oleh ditemukannya orang Asia yang berseragam Jerman pada invansi D-Day tahun 1945 oleh pasukan Amerika Serikat (AS) di Normandia (Prancis). Setelah diintrogasi, dan diidentifikasi ternyata orang Asia tersebut berasal dari Korea. Memang pada saat pendudukan Jepang terhadap Korea dalam Perang Dunia II banyak sekali orang Korea yang dipaksa untuk bergabung menjadi tentara Jepang guna melawan Cina dan Uni Soviet.
Awal film ini berlatar pada tahun 1928 yang bercerita tentang dua orang anak kecil, yaitu Tatsuo Hasegawa (Joe Odagiri) dan Kim Jun Shik (Jang Dong Gun). Tatsuo adalah cucu seorang jendral Jepang yang berkuasa di korea kala itu, sedangkan Jun Shik adalah anak pelayan dari Jendral tersebut. Mereka berdua berteman tetapi sekaligus juga menjadi rival, terutama dalam hal lari marathon. Karena saat pertama berjumpa ketika masih kanak-kanak, mereka sudah melakukan adu lari. Persaingan mereka dalam dunia lari terus berlanjut bahkan sampai mereka beranjak dewasa. Perlombaan demi perlombaan mereka ikuti dan yang menjadi pemenang selalu bergantian antara Jun Shik atau pun Tatsuo. Tetapi setelah semakin banyak perlombaan lari yang mereka ikuti ternyata rasio kemenangan Jun Shik sedikit lebih banyak daripada Tatsuo.
Sampai pada suatu hari kejadian mengejutkan terjadi yang kemudian merubah kondisi hubungan keluarga Jun Shik dan Tatsuo. Kejadiannya terjadi ketika diakannya suatu pesta di kediaman kakek Tatsuo. Ada seorang kurir mengantarkan sebuah barang dan diserahkan kepada ayah Jun Shik dan kemuadian diberikan ayah Jun Shik kepada kakek Tatsuo. Tetapi ketika dibuka, tenyata barang itu berisi sebuah bom. Dan kemudian sontak bom itu meledak hingga membunuh kakek Tatsuo. Kejadian tersebut membuat ayah Jun Shik menjadi orang yang tertuduh dan ia pun dipukuli hingga lumpuh kakinya. Semenjak kejadian itu pula Tatsuo mengusir keluarga Jun Shik dari rumahnya karena menganggap mereka sebagai yang bertanggung jawab.
Semenjak peristiwa itu Jun Shik terus melanjutkan karirnya sebagai pelari tetapi bukan sebagai atlit melainkan sebagai penarik becak. Berbeda dengan Tatsuo pada waktu yang bersamaan ia sudah menjadi atlit marathon wakil Korea di Olimpiade. Sampai pada suatu ketika Jun Shik saat menarik becak, ia bertemu dengan seorang pemantau bakat pelari. Pada saat itu juga pemantau bakat tersebut menantang Jun Shik, apabila dapat mengantarkannya sesuai waktu yang ia minta, maka Jun Shik mendapatkan bayaran yang lebih. Tantangan tersebut membuat motivasi yang lebih bagi Jun Shik untuk berlari sangat cepat. Hingga pada akhirnya ia mampu mencapai target waktu yang diminta oleh sang pencari bakat.
Di tengah keputusasaan Jun Shik yang tidak bisa lagi mengikuti perlombaan lari bahkan untuk mengharumkan nama Korea di pentas Internasional. Sang pencari bakat yang pernah menjadi penumpang Jun Shik datang dan memberikan sebuah formulir untuk mengikuti perlombaan kepada Jun Shik. Hal tersebut memberikan harapan yang besar kepada Jun Shik serta warga Korea pada umumnya. Karena sebelumnya yang selalu menjadi pemenang lomba marathon dan mewakili Korea di Olimpiade adalah Tatsuo.
Sampai waktu perlombaan sesungguhnya telah tiba, Jun Shik sebenarnya peserta yang tidak diunggulkan karena hanyalah seorang penarik becak. Tetapi kondisi perlombaan berbeda, karena ternyata justru Jun Shik ternyata mampu menjadi pemenang dan sekaligus mengalahkan Tatsuo. Melihat hasil seperti itu pemerintah Jepang membatalkan kemenangan Jun Shik dan menjadikan Tatsuo pemenang. Sontak karena keputusan tersebut, maka Jun Shik beserta pemuda-pemuda Korea lainnya melakukan protes hingga terjadi kerusuhan di tempat itu. Akibat kerusuhan tersebut, semua pemuda Korea yang terlibat termasuk Jun Shik ditangkap dan diadili. Alhasil, pengadilan kemudian memutuskan mereka untuk menjadi tentara sukarela Jepang dalam berperang melawan China dan Uni Soviet.
Di sinilah pertualang sesungguhnya Jun Shik dimulai sebagai prajurit Jepang, hari-harinya pun ia habiskan untuk berlatih lari disela-sela peperangan. Sampai suatu hari datanglah kolonel baru pengganti pemimpin batalyon tempat Jun Shik berada yang ternyata adalah Tatsuo. Dengan kebencian kepada orang Korea, Tatsuo memimpin batalyon yang sebagian besar berisi rakyat Korea. Di tengah perang yang berkecamuk ternyata dendam pribadi Tatsuo terhadap Jun Shik masih tersimpan. Maka dengan jabatan yang dimilikinya pelan-pelan ia melakukan menyiksaan terhadap Jun Shik. Namun perang yang berkembang membuat pasukan Jepang semakin terdesak. Sampai akhirnya pun, Jun Shik dan Tatsuo bersama seluruh pasukan lainnya tertangkap oleh Uni Soviet. Mereka pun ditahan di sebuah tempat yang sangat mengerikan atau sebuah kamp konsentrasi milik Soviet.
Tahun 1940, Jerman mendeklarisikan perang dengan Uni Soviet, menjadikan Jun Shik, Tatsuo dan tentara-tentara tahanan lainnya dipaksa untuk maju ke medan perang membela Uni Soviet. Tetapi tenyata peperangan masih berpihak terhadap pihak Jerman. Pertempuran yang terjadi menewaskan hampir seluruh tentara tahanan, kecuali Tatsuo dan Jun Shik yang berhasil selamat.
Jun Shik, mengajak Tatsuo untuk pergi bersama ke wilayah kekuasaan Jerman untuk minta perlindungan Jerman, karena Jerman merupakan sekutu dari Jepang. Awalnya Tatsuo ragu untuk menerima ajakan Jun Shik, walaupun kebencian pada Jun Shik tidak separah dulu, tapi Tatsuo jelas masih enggan berteman dengan Jun Shik. Namun, tidak ada pilihan lain, Tatsuo akhirnya setuju untuk melakukan perjalanan bersama Jun Shik. Mereka melintasi gunung di tengah cuaca musim dingin yang mematikan. Di tengah perjalanan, Tatsuo merasakan luka di perutnya yang ia dapat saat pertempuran semakin parah, membuat Jun Shik terpaksa menggendong Tatsuo selama sisa perjalanan mereka.
Sampai di daerah kekuasaan Jerman, Jun Shik meninggalkan Tatsuo yang terluka parah di sebuah rumah warga yang sudah kosong ditinggalkan penghuninya, sementara dirinya berusaha mencari pertolongan. Kemudian Jun Shik bertemu serombongan tentara Jerman, berusaha memberitahukan bahwa ada tentara Jepang yang terluka parah, namun karena tentara Jerman tidak mengerti apa yang dikatakan Jun Shik, alih-alih memberikan bantuan mereka malah menangkap Jun Shik.
Setelah itu mereka kembali terpisah, Tatsuo yang selamat, masuk ke sebuah satuan di Normandia, Perancis. Selama perjalanannya Tatsuo selalu mencari Jun Shik, ia masih berharap Jun Shik hidup, dan ia akan bertemu dengan Jun Shik lagi. Harapan Tatsuo terkabul, ia bertemu dengan Jun Shik di satuan yang sama. Tapi sayang Jun Shik sudah tidak bisa mendengar sekarang, telinganya terluka saat menyelamatkan Tatsuo dipertempuran antara Uni Soviet dan Jerman dulu. Di satuan Normandia, Perancis, persahabatan mereka terjalin semakin erat, dan melihat impian Jun Shik untuk tetap menjadi pelari masih begitu besar, Tatsuo memiliki keinginan untuk memulangkan Jun Shik ke Korea, kembali pada keluarganya dan menjadi pelari seperti yang dicita-citakannya.
Hingga pada akhirnya Tatsuo merencanakan pelarian bersama dengan Jun Shik, dengan bantuan seorang prajurit bernama Karim, Tatsuo berencana untuk menyusup masuk ke truk makanan yang akan membawa mereka ke pelabuhan tempat di mana kapal yang akan membawa mereka kembali ke Korea berada. Rencana itu dibuat Tatsuo sehari sebelum dikirimnya pasukan mereka ke medan perang melawan Amerika. Sayangnya perhitungan Tatsuo, semua rencana yang telah ia susun dengan sangat baik, harus berantakan dengan adanya penyerangan tentara Amerika ke camp mereka. Berhasilkah Tatsuo membawa Jun Shik kembali ke Korea, dan mewujudkan impian Jun Shik menjadi pelari marathon nomor satu kelas dunia
Setelah menontonnya, saya berpendapat bahwa film ini memiliki jalan cerita yang menarik. Dengan berlatar pada masa perang dunia ke-II, sang sutradara berhasil menampilkan hal-hal yang detail menyajikan kondisi di masa itu. Kekuatan dari fim ini juga terletak pada pemeran utamanya yaitu Jang Dong Gun dan Joe Odagiri. Masing-masing dari mereka mampu memerankan tokoh dalam cerita yang sangat baik. Satu hal lagi yang menarik menurut saya, ialah perjalanan dari tokoh Film ini. Bayangkan, pertemuan Tatsuo dan Jun Shik berawal dari Korea yang kemuadian sama-sama ditugaskan di China ketika berperang melawan Soviat. Kemuadian berlanjut terus ke Soviet, hingga pada akhirnya mempertemukan mereka di Normandia Perancis. Perjalanan yang cukup panjang untuk sebuah cerita tokoh dalam sebuah film berlatarkan perang. Selain itu juga meskipun ini merupakan sebuah film bergenre drama perang, tetapi tetap saja tidak melupakan ciri khas dari film Korea. Yaitu sangat kuat dalam unsur dramanya di dalam alur cerita.
Kekurangan dari film ini adalah sama halnya dari film-film perang pada umumnya, yaitu dalam adegan peperangan. Sering sekali peperangannya terlalu di dramatisir, dan tokoh utamanya pasti lolos dan tidak terkena tembakan. Ada juga beberapa adegan yang kurang detail, seperti pada bagian akhir ketika tentara AS menginvasi Normandia. Tetapi terlepas memiliki kelebihan dan kekurangan menurut saya ‘My Way’ ini merupakan film buatan Korea yang sangat bagus. Tidak kalah bagusnya dengan film hollywood seperti  ‘Saving Privat Ryan’ buatan Steven Spielberg. Oleh karena itu saya menyarankan bagi pencinta film Action War untuk menonton film ini.


http://nyonyakim.files.wordpress.com/2012/09/my-way.jpg?w=645
Judul Film       : My Way
Genre              : Drama, Perang
Durasi              : 143 Menit
Sutradara         : Kang Je Gyu
Penulis             : Kim Byung In, Na Hyun, Kang Je Gyu
Produksi          : CJ Entertainment Official Site
Produser          : Kang Je-Gyu, Jo Sung-Jin, Choi Jin-Hwa, Song Min-Kyu
Tahun Rilis      : 01 Desember 2011
Pemain            : Jang Dong Gun, Joe Odagiri, Fan BingBing, Kim In Kwon, Lee Yeon Hee

Tidak ada komentar:

Posting Komentar