Jalanku,
Jalan Yang Panjang
Oleh: Nur Rachmansyah
“Menanglah
dan bawa harapan untuk Korea, tunjukkan pada mereka betapa mengerikannya
penarik becak dalam Olimpiade.” Itulah kalimat yang diucapkan oleh Yoon Hee Won
kepada Jang Dong Gun dalam Film ‘My Way’. Film ini berdasarkan kisah nyata yang
diinspirasi oleh ditemukannya orang Asia yang berseragam Jerman pada invansi
D-Day tahun 1945 oleh pasukan Amerika Serikat (AS) di Normandia (Prancis).
Setelah diintrogasi, dan diidentifikasi ternyata orang Asia tersebut berasal
dari Korea. Memang pada saat pendudukan Jepang terhadap Korea dalam Perang
Dunia II banyak sekali orang Korea yang dipaksa untuk bergabung menjadi tentara
Jepang guna melawan Cina dan Uni Soviet.
Awal
film ini berlatar pada tahun 1928 yang bercerita tentang dua orang anak kecil,
yaitu Tatsuo Hasegawa (Joe Odagiri) dan Kim Jun Shik (Jang Dong Gun). Tatsuo
adalah cucu seorang jendral Jepang yang berkuasa di korea kala itu, sedangkan
Jun Shik adalah anak pelayan dari Jendral tersebut. Mereka berdua berteman
tetapi sekaligus juga menjadi rival, terutama dalam hal lari marathon. Karena saat
pertama berjumpa ketika masih kanak-kanak, mereka sudah melakukan adu lari. Persaingan
mereka dalam dunia lari terus berlanjut bahkan sampai mereka beranjak dewasa.
Perlombaan demi perlombaan mereka ikuti dan yang menjadi pemenang selalu
bergantian antara Jun Shik atau pun Tatsuo. Tetapi setelah semakin banyak
perlombaan lari yang mereka ikuti ternyata rasio kemenangan Jun Shik sedikit lebih
banyak daripada Tatsuo.
Sampai
pada suatu hari kejadian mengejutkan terjadi yang kemudian merubah kondisi
hubungan keluarga Jun Shik dan Tatsuo. Kejadiannya terjadi ketika diakannya
suatu pesta di kediaman kakek Tatsuo. Ada seorang kurir mengantarkan sebuah
barang dan diserahkan kepada ayah Jun Shik dan kemuadian diberikan ayah Jun
Shik kepada kakek Tatsuo. Tetapi ketika dibuka, tenyata barang itu berisi
sebuah bom. Dan kemudian sontak bom itu meledak hingga membunuh kakek Tatsuo.
Kejadian tersebut membuat ayah Jun Shik menjadi orang yang tertuduh dan ia pun
dipukuli hingga lumpuh kakinya. Semenjak kejadian itu pula Tatsuo mengusir
keluarga Jun Shik dari rumahnya karena menganggap mereka sebagai yang
bertanggung jawab.
Semenjak
peristiwa itu Jun Shik terus melanjutkan karirnya sebagai pelari tetapi bukan
sebagai atlit melainkan sebagai penarik becak. Berbeda dengan Tatsuo pada waktu
yang bersamaan ia sudah menjadi atlit marathon wakil Korea di Olimpiade. Sampai
pada suatu ketika Jun Shik saat menarik becak, ia bertemu dengan seorang
pemantau bakat pelari. Pada saat itu juga pemantau bakat tersebut menantang Jun
Shik, apabila dapat mengantarkannya sesuai waktu yang ia minta, maka Jun Shik
mendapatkan bayaran yang lebih. Tantangan tersebut membuat motivasi yang lebih
bagi Jun Shik untuk berlari sangat cepat. Hingga pada akhirnya ia mampu
mencapai target waktu yang diminta oleh sang pencari bakat.
Di
tengah keputusasaan Jun Shik yang tidak bisa lagi mengikuti perlombaan lari
bahkan untuk mengharumkan nama Korea di pentas Internasional. Sang pencari
bakat yang pernah menjadi penumpang Jun Shik datang dan memberikan sebuah
formulir untuk mengikuti perlombaan kepada Jun Shik. Hal tersebut memberikan
harapan yang besar kepada Jun Shik serta warga Korea pada umumnya. Karena
sebelumnya yang selalu menjadi pemenang lomba marathon dan mewakili Korea di
Olimpiade adalah Tatsuo.
Sampai
waktu perlombaan sesungguhnya telah tiba, Jun Shik sebenarnya peserta yang
tidak diunggulkan karena hanyalah seorang penarik becak. Tetapi kondisi
perlombaan berbeda, karena ternyata justru Jun Shik ternyata mampu menjadi
pemenang dan sekaligus mengalahkan Tatsuo. Melihat hasil seperti itu pemerintah
Jepang membatalkan kemenangan Jun Shik dan menjadikan Tatsuo pemenang. Sontak
karena keputusan tersebut, maka Jun Shik beserta pemuda-pemuda Korea lainnya
melakukan protes hingga terjadi kerusuhan di tempat itu. Akibat kerusuhan
tersebut, semua pemuda Korea yang terlibat termasuk Jun Shik ditangkap dan
diadili. Alhasil, pengadilan kemudian memutuskan mereka untuk menjadi tentara
sukarela Jepang dalam berperang melawan China dan Uni Soviet.
Di
sinilah pertualang sesungguhnya Jun Shik dimulai sebagai prajurit Jepang, hari-harinya
pun ia habiskan untuk berlatih lari disela-sela peperangan. Sampai suatu hari
datanglah kolonel baru pengganti pemimpin batalyon tempat Jun Shik berada yang
ternyata adalah Tatsuo. Dengan kebencian kepada orang Korea, Tatsuo memimpin
batalyon yang sebagian besar berisi rakyat Korea. Di tengah perang yang
berkecamuk ternyata dendam pribadi Tatsuo terhadap Jun Shik masih tersimpan.
Maka dengan jabatan yang dimilikinya pelan-pelan ia melakukan menyiksaan
terhadap Jun Shik. Namun perang yang berkembang membuat pasukan Jepang semakin
terdesak. Sampai akhirnya pun, Jun Shik dan Tatsuo bersama seluruh pasukan
lainnya tertangkap oleh Uni Soviet. Mereka pun ditahan di sebuah tempat yang
sangat mengerikan atau sebuah kamp konsentrasi milik Soviet.
Tahun
1940, Jerman mendeklarisikan perang dengan Uni Soviet, menjadikan Jun Shik,
Tatsuo dan tentara-tentara tahanan lainnya dipaksa untuk maju ke medan perang
membela Uni Soviet. Tetapi tenyata peperangan masih berpihak terhadap pihak
Jerman. Pertempuran yang terjadi menewaskan hampir seluruh tentara tahanan,
kecuali Tatsuo dan Jun Shik yang berhasil selamat.
Jun
Shik, mengajak Tatsuo untuk pergi bersama ke wilayah kekuasaan Jerman untuk
minta perlindungan Jerman, karena Jerman merupakan sekutu dari Jepang. Awalnya
Tatsuo ragu untuk menerima ajakan Jun Shik, walaupun kebencian pada Jun Shik
tidak separah dulu, tapi Tatsuo jelas masih enggan berteman dengan Jun Shik.
Namun, tidak ada pilihan lain, Tatsuo akhirnya setuju untuk melakukan
perjalanan bersama Jun Shik. Mereka melintasi gunung di tengah cuaca musim
dingin yang mematikan. Di tengah perjalanan, Tatsuo merasakan luka di perutnya
yang ia dapat saat pertempuran semakin parah, membuat Jun Shik terpaksa
menggendong Tatsuo selama sisa perjalanan mereka.
Sampai
di daerah kekuasaan Jerman, Jun Shik meninggalkan Tatsuo yang terluka parah di
sebuah rumah warga yang sudah kosong ditinggalkan penghuninya, sementara
dirinya berusaha mencari pertolongan. Kemudian Jun Shik bertemu serombongan
tentara Jerman, berusaha memberitahukan bahwa ada tentara Jepang yang terluka
parah, namun karena tentara Jerman tidak mengerti apa yang dikatakan Jun Shik,
alih-alih memberikan bantuan mereka malah menangkap Jun Shik.
Setelah
itu mereka kembali terpisah, Tatsuo yang selamat, masuk ke sebuah satuan di
Normandia, Perancis. Selama perjalanannya Tatsuo selalu mencari Jun Shik, ia
masih berharap Jun Shik hidup, dan ia akan bertemu dengan Jun Shik lagi.
Harapan Tatsuo terkabul, ia bertemu dengan Jun Shik di satuan yang sama. Tapi
sayang Jun Shik sudah tidak bisa mendengar sekarang, telinganya terluka saat
menyelamatkan Tatsuo dipertempuran antara Uni Soviet dan Jerman dulu. Di satuan
Normandia, Perancis, persahabatan mereka terjalin semakin erat, dan melihat
impian Jun Shik untuk tetap menjadi pelari masih begitu besar, Tatsuo memiliki
keinginan untuk memulangkan Jun Shik ke Korea, kembali pada keluarganya dan
menjadi pelari seperti yang dicita-citakannya.
Hingga
pada akhirnya Tatsuo merencanakan pelarian bersama dengan Jun Shik, dengan
bantuan seorang prajurit bernama Karim, Tatsuo berencana untuk menyusup masuk
ke truk makanan yang akan membawa mereka ke pelabuhan tempat di mana kapal yang
akan membawa mereka kembali ke Korea berada. Rencana itu dibuat Tatsuo sehari
sebelum dikirimnya pasukan mereka ke medan perang melawan Amerika. Sayangnya
perhitungan Tatsuo, semua rencana yang telah ia susun dengan sangat baik, harus
berantakan dengan adanya penyerangan tentara Amerika ke camp mereka.
Berhasilkah Tatsuo membawa Jun Shik kembali ke Korea, dan mewujudkan impian Jun
Shik menjadi pelari marathon nomor satu kelas dunia
Setelah
menontonnya, saya berpendapat bahwa film ini memiliki jalan cerita yang
menarik. Dengan berlatar pada masa perang dunia ke-II, sang sutradara
berhasil menampilkan hal-hal yang detail menyajikan kondisi di masa itu.
Kekuatan dari fim ini juga terletak pada pemeran utamanya yaitu Jang Dong Gun
dan Joe Odagiri. Masing-masing dari mereka mampu memerankan tokoh dalam cerita yang
sangat baik. Satu hal lagi yang menarik menurut saya, ialah perjalanan dari
tokoh Film ini. Bayangkan, pertemuan Tatsuo dan Jun Shik berawal dari Korea
yang kemuadian sama-sama ditugaskan di China ketika berperang melawan Soviat.
Kemuadian berlanjut terus ke Soviet, hingga pada akhirnya mempertemukan mereka di
Normandia Perancis. Perjalanan yang cukup panjang untuk sebuah cerita tokoh
dalam sebuah film berlatarkan perang. Selain itu juga meskipun ini merupakan
sebuah film bergenre drama perang, tetapi tetap saja tidak melupakan ciri khas
dari film Korea. Yaitu sangat kuat dalam unsur dramanya di dalam alur cerita.
Kekurangan
dari film ini adalah sama halnya dari film-film perang pada umumnya, yaitu
dalam adegan peperangan. Sering sekali peperangannya terlalu di dramatisir, dan
tokoh utamanya pasti lolos dan tidak terkena tembakan. Ada juga beberapa adegan
yang kurang detail, seperti pada bagian akhir ketika tentara AS menginvasi
Normandia. Tetapi terlepas memiliki kelebihan dan kekurangan menurut saya ‘My
Way’ ini merupakan film buatan Korea yang sangat bagus. Tidak kalah bagusnya
dengan film hollywood seperti ‘Saving
Privat Ryan’ buatan Steven Spielberg. Oleh karena itu saya menyarankan bagi
pencinta film Action War untuk
menonton film ini.
Judul Film : My Way
Genre : Drama, Perang
Durasi : 143 Menit
Sutradara : Kang Je Gyu
Penulis : Kim Byung In, Na Hyun, Kang Je Gyu
Produksi : CJ Entertainment Official Site
Produser : Kang Je-Gyu, Jo Sung-Jin, Choi Jin-Hwa, Song Min-Kyu
Tahun Rilis : 01 Desember 2011
Pemain : Jang Dong Gun, Joe Odagiri, Fan BingBing,
Kim In Kwon, Lee Yeon Hee
Tidak ada komentar:
Posting Komentar