Liuk Cintamu
Achmad Sabil
Kepada malam aku
berbisik
Apa kabarkah dirinya
di kejauhan sana?
Adakah ia masih
menungguku?
Kutersadar oleh
gemerincing suara lonceng yang terus berdentang memekakkan telinga
Di bawah semburat
senja kuingin menggemakan suara hatiku, hatiku yang masih bertaut pada hati
seseorang
Cinta telah membawaku
hingga melampaui batas-batas jangkauan rasioku sendiri
Tak mampu lagi
kunahkodai perahu kecilku untuk menemukan dirimu di penghujung petang
Kuberlari
tergopoh-gopoh mengejar bayang-bayang cintamu yang sebentar lagi hilang bersama
redupnya sinar sang senja
Tak lama lagi warna
jingga senja akan meredup, pupus, hilang, dan mati
Sementara waktuku
semakin dekat, aku pun belum meraih cinta yang kau lepaskan hingga berterbangan di atas awan
Tolong berikan aku
sedikit perpanjangan waktu agar aku dapat mempercepat langkah kakiku
Lihatlah!
Harapanku berada di
antara ribuan ilalang yang menari-nari ditiup angin
Melambaikan tangan
agar kau segera berhenti di tengah durasi waktu
yang singkat ini
Ketika kucoba untuk
memahami arti cinta, hanya ada rindu yang terpatri, selebihnya adalah luka
Izinkan aku menjadi
pecinta sejati
Acuhmu adalah lukaku,
bahagiamu adalah salah satu tujuan suciku
Kau gembira aku pun
ikut
Yogyakarta, 03 Agustus 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar