Selasa, 10 September 2013

Liuk Cintamu



Liuk Cintamu
Achmad Sabil

Kepada malam aku berbisik
Apa kabarkah dirinya di kejauhan sana?
Adakah ia masih menungguku?
Kutersadar oleh gemerincing suara lonceng yang terus berdentang memekakkan telinga
Di bawah semburat senja kuingin menggemakan suara hatiku, hatiku yang masih bertaut pada hati seseorang
Cinta telah membawaku hingga melampaui batas-batas jangkauan rasioku sendiri
Tak mampu lagi kunahkodai perahu kecilku untuk menemukan dirimu di penghujung petang
Kuberlari tergopoh-gopoh mengejar bayang-bayang cintamu yang sebentar lagi hilang bersama redupnya sinar sang senja
Tak lama lagi warna jingga senja akan meredup, pupus, hilang, dan mati
Sementara waktuku semakin dekat, aku pun belum meraih cinta yang kau lepaskan hingga berterbangan di atas awan
Tolong berikan aku sedikit perpanjangan waktu agar aku dapat mempercepat langkah kakiku

Lihatlah!
Harapanku berada di antara ribuan ilalang yang menari-nari ditiup angin
Melambaikan tangan agar kau segera berhenti di tengah durasi waktu  yang singkat ini 
Ketika kucoba untuk memahami arti cinta, hanya ada rindu yang terpatri, selebihnya adalah luka
Izinkan aku menjadi pecinta sejati
Acuhmu adalah lukaku, bahagiamu adalah salah satu tujuan suciku
Kau gembira aku pun ikut

Yogyakarta, 03 Agustus 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar