Jalan hijau kehitaman berhias ke Emasan
Dengan berbekal almamater bersurai sayatan
Seindah ukiran tercium hembusan senapan
Petugas kebersihan menari-nari di persimpangan
Dengan nada penuh kecemasan
Dengan rintihan penuh kesakitan
Dengan nafas tersendat-sendat kegalauan
Derai darah melebur denagan debu
Hingga membeku jadi butiran batu
Terhembus daun-daun dengan tangkai menari-nari
Di ujung jalan yang sepi memukau kerinduan
Akan pelukan dan kasih sayang Ibunya
Ibu pertiwi menangis dengan bangga
Melihat anak bangsa membela dirinya
Wajah yang begitu belia mesti tersenyum rapi
Di balik papan tersusun indah berselimut tanah
Tak pernah mengira Ia kini sudah tiada
Karya : Supangat
Yogyakarta, 02 Juli 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar