aku menulis puisi
kepada ombak yang memecah hati
terhempas dalam desiran pasir
angin seakan berbisik,
menyampaikan kata hati yang tak teucap.
kuingin mengejar ombak, lalu bermain dengannya
lalu tangan-tanganku berbisik dan membelai deburan ombak,
yang bergulung-gulung di bawah langit
nyanyianmu tak akan redup,
dalam puisiku engkau abadi.
(Parangtritis, 05 Juni 2011, 11:12)
Darwin, Ahmad, Satris, Sri, Nita, Juna, Fatnan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar