Minggu, 22 Mei 2011

Laraku

Di tengah lara hati yang bergejolak
Melintasi serpihan-serpihan jiwa yang membara
Suara-suara senapan yang membahana
Menembus tubuh-tubuh yang remuk
Sampai keakarnya
Tetesan darah mengalir membanjiri kota-kota yang membisu
Tak ada lagi kehidupan
Tak ada lagi senyuman
Tak ada lagi canda
Tak ada lagi tak ada lagi

Bau anyir darah yang kini memenuhi kota
Terbawa hembusan angin
Membawa pesan dan berkata
“wahai para penguasa yang haus akan kuasa
Apakah masih belum cukup korban yang kamu inginkan?
Belum puaskah kamu melihat wajah-wajah ibu yang setiap hari menangis menanti kembali anaknya yang hilang?
Apakah hatimu sudah tertutup oleh nafsumu?
Lihatlah mereka wahai para penguasa

 
Satris
Komunitas Belajar Menulis
Yogyakarta, 3 April 2011


Tidak ada komentar:

Posting Komentar