Sabtu, 21 Mei 2011

Sobat, Dengan Puisi Aku Mengabadikanmu

Sobat, sore itu kupandangi raut wajahmu
Di tengah kerumunan orang-orang yang berkejaran melihatmu
Kau yang telah dibalut kain putih
Yang terbaring menghadap ke atas, ke ketinggian
Di tempat di mana dulu kita sering membaca puisi bersama
Di tempat di mana dulu kita membuka tabir-tabir kehidupan
Untuk menatap masa depan
Membaca peta kehidupan untuk kita jejaki bersama
Seolah itu adalah mimpi bahwa sore itu, Rabu, 6 April 2011
Adalah yang terakhir kali aku memandangi raut wajahmu

Sobat, dengan puisi ini aku mengirim pesan kepadamu
Kedua orang tuamu mencintaimu dengan sangat
Mereka begitu terpukul, begitu kehilangan akan dirimu
Kulihat dari cara jalannya yang dipapah menujumu
Melihat wajahmu yang dibalut kain putih di dalam peti itu
Apakah engkau dapat melihatnya juga?
Melihat cinta orang tua kepada anaknya yang terukir dengan tinta air mata bercucuran

Sobat, di antara kita tidak ada ikatan darah
Tidak ada ikatan suku
Kita terlahir dari dua suku dan pulau yang berbeda
Namun, kepergianmu menyadarkanku adanya ikatan yang begitu erat di antara kita
Dan itu adalah ikatan persahabatan yang dibangun dengan ketulusan

Sobat, dengan puisi ini aku mengabadikannmu
Mengabadikan persahabatan kita
Yang kini mulai kita jalin dari dua dunia yang berbeda
Selamat jalan sobatku, Arkie Aninditya
Kuantarkan kau menghadap pada Sang Khalik dengan do’a


Ahmad Sahide
(Yogyakarta, 8 April 2011)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar